Banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari mendaki gunung, salah satunya adalah mengalahkan ego sendiri dimana mendaki di jaman sekarang ini banyak sekali kasus hilangnya seseorang saat mendaki, meninggalnya seorang ketika di gunung, dan masih banyak lagi lainnya.
Maka dari itu mari kita sedikit belajar tentang hal apa saja yang bisa dipelajari dari MENDAKI GUNUNG, lets check it out......
|
Add caption |
1 . Tujuan Mendaki adalah turun kembali dengan selamat.
Ketika mendaki gunung, puncak bukanlah tujuan akhir, tetapi puncak hanyalah hadiah, tidak mau kan selamanya tinggal di puncak terus, mesti kembali dengan selamat.
Hal tersebut sama halnya dengan kehidupan kita di dunia ini. kita lahir dengan selamat, menjalani kehidupan sebagai ujian keimanan dan saat kembali kepada.Nya pun harus dengan selamat. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjalani perintah.Nya dan menjauhi larangan.Nya.
2. Jalan yang terlihat terjal dari kejauhan, setelah dilewati ternyata biasa saja.
Maknanya, apa yang terlihat di mata kita belum tentu seperti apa yang kita pikirkan. Sama halnya ketika orang melihat rintangan di depan, dan berfikir bahwa itu akan sulit untuk dilewati, padahal belum berusaha. Selain itu, ada pembelajaran yang lebih bermakna. Meninjam salah satu konsep Konseling Realita bahwa problem di masa depan yang kita pikirkan seharusnya bukan dipikirkan saat sekarang. Mengapa? Karena tidak tepat pada waktunya. Contoh : Seorang siswa memikirkan pekerjaan apa yang akan dilakukan nanti, hingga membuat dirinya tidak bersemangat belajar dan sekolah. Jika dirasionalkan, ujian nasional saja belum Ia jalani.
Baca juga:
Tips Perencanaan Memilih Jalur pendakian gunung
Mendaki perlu pemahaman interaksi budaya
Ingin mengajak teman yang belum pernah naik gunung? coba 3 gunung ini deh...
3. Setelah sampai di puncak, kamu akan melihat puncak-puncak yang lain.
Perjuangan yang berat saat menuju puncak akan tidak terasa setelah sampai di puncak, pemandangan yang ada, sudah cukup membayar keletihan yang mendera. Setelah sampai di puncak, kamu bisa melihat puncak-puncak yang lain.
Artinya, dalam kehidupan ini ada banyak peluang yang bisa diraih oleh manusia, bergantung bagaimana usahanya. Ketika dia melihat peluang kesuksesan yang lain, maka dia akan mencoba mendaki kesuksesan tersebut.
4. Ketika melewati jalan yang terjal, kamu mengeluh akan tetapi setelah pulang kamu akan merindukan saat itu.
Tidak bisa dipungkiri bahwa jalur yang berat untuk dilewati membuat pendaki merasa “kapok” mendaki gunung, namun setelah sampai puncak dan turun ke basecamp, tak jarang pendaki merasakan kangen saat-saat mendaki kala itu karena asyik dijadikan bahan cerita.
Sama halnya ketika kita di uji dalam kehidupan ini, rasanya seperti mendapat ketidakadilan, membuat diri putus asa. Namun ketahuilah justru karena hal itu kamu menjadi dewasa dan berpengalaman seperti sekarang. Kamu bisa menjadikan pengalamanmu melewati cobaan sebagai bahan pembelajaran bagi orang lain.
5. Saat Kamu sampai di Puncak, Kamu kan melihat luasnya dunia dan betapa kecilnya dirimu.
Jika selama ini kamu melihat lingkungan hanya sebatas gedung sekolah, perumahan, apartemen atau mall dan sebagainya. Lain halnya ketika kamu berada di puncak gunung. bangunan gedung sekolah, perumahan, apartemen atau mall dan sebagainya hanyalah titik kecil diantara luasnya hamparan bumi. Apalagi dirimu atau harta kepunyaan.mu? Apa yang bisa disombongkan?
Luasnya pemandangan yang kamu lihat dari puncak gunung, baru beberapa persen kecil saja dari seluruh bagian bumi ini, apalagi luar angkasa yang mencapai tujuh lapisan langit. Manusia, betapa kecilnya dibandingkan dengan besar-besar ciptaan.Nya, adakah yang masih bisa disombongkan? Allah maha mengatur semua yang terjadi dalam kehidupan ini, masih pantaskah kita sebagai makhluk yang teramat sangat kecil dihadapan.Nya, masih berani meninggalkan perintah.Nya? mari muhasabah diri, selagi diberikan waktu dan kesempatan untuk memperbaiki.
Bagikan ke temanmu biar tau dan Semoga bermanfaat.