Kita sama-sama belajar agar mengerti, memahami dan semoga bisa lebih berhati-hati dalam mendaki gunung. Pernahkan dengar istilah ampak-ampak? Ampak-ampak kerap diperbincangkan di kalangan para pendaki gunung, khususnya di Indonesia
Ampak-ampak sendiri adalah kondisi di mana tiba-tiba datang kabut yang tebal dan dingin yang membuat jarak pandang benar-benar terbatas. Seringkali, pendaki mengaitkan hadirnya ampak-ampak ini dengan dunia mistis. Pasalnya, cukup banyak pendaki yang hilang setelah menerjang ampak-ampak ini
Beberapa pendaki mengaku tersesat dan kesulitan kembali ke jalur yang benar setelah ampak-ampak datang. Oleh karena itu, beberapa rumor mistis mulai beredar. Banyak yang bilang bahwa ampak-ampak ini adalah jelmaan dari makhluk gaib yang turun mengganggu para pendaki
Tak jarang pendaki langsung mengucap doa dan rentetan ayat Al Quran begitu melihat kabut pekat ini. Namun, kejadian ini bukanlah hal mistis dan bisa dijelaskan dengan sains, lo! . Ampak-ampak sebenarnya adalah kabut, sama seperti kabut yang ada di dataran rendah saat cuaca kebetulan sedang dingin, misalnya di pagi hari yang membedakan hanyalah ketebalannya
Kabut gunung biasanya memang tebal dan membatasi jarak pandang serta mengganggu pernafasan para pendaki. Itulah sebabnya saat datang kabut tebal, pendaki sulit melihat jalan sekaligus merasa sesak secara tiba-tiba. Saat ampak-ampak atau kabut tebal ini turun ketika kamu sedang melakukan pendakian, hanya ada satu cara yang membuat kamu tetap aman
Sebaiknya berhenti, lalu merunduk atau tiarap dan jangan nekat berjalan. Kalau kamu nekat berjalan, akibatnya akan kehilangan jarak pandang dan bisa berakhir tersesat. Masalah tambahannya, kabut tebal ini juga bisa menyelimuti area yang cukup luas, sehingga akan terpisah dari rombongan jika bergerak sendirian.
Ampak-ampak biasanya tidak berlangsung lama, dalam hitungan menit sudah menghilang dan cuaca kembali cerah. Kalau di jawa tengah satu gunung yang terkenal dengan ampak-ampaknya adalah gunung lawu, kasus tersesatnya pendaki karena ampak-ampak juga bukan hal baru lagi . Namun, pendaki di gunung lawu juga percaya satu mitos.
Pendaki yang tersesat akan ditunjukkan kembali ke jalur pendakian yang benar asal mengikuti seekor burung jalak lawu dengan niatan hati yang tulus dan baik.
Nah, kalau kalian lebih percaya yang mana? Ampak-ampak versi mistis atau yang sudah dijelaskan melalui sains?
Sumber : Tertia Lusiana Dewi
Sebarkan Artikel ini